Kamis, 14 April 2011

SERBA-SERBI PERSIAPAN PENDAKIAN GUNUNG


A.   PERSIAPAN PENDAKIAN


1.      Kesehatan dan kondisi fisik

Mendaki gunung bukan kegiatan darmawisata tapi cenderung merupakan kegiatan olahraga petualangan di alam bebas yang bakal menguras tenaga. Oleh karena itu, setiap orang yang akan melakukan pendakian harus sehat jasmani dan rohani, serta prima secara fisik. Jangan sekali-kali memaksakan diri jika kesehatan dan kondisi fisik memang sedang lemah, karena akan berakibat fatal. Bagi calon pendaki wanita yang sedang menstruasi sebaiknya tidak melakukan pendakian demi keamanan dan keselamatan dirinya dan orang lain.

2.      Perlengkapan
  • Umum
  1. Identitas diri (KTP, KTM, atau kartu identitas lainnya beserta fotokopinya) karena akan diperlukan ketika melapor/meminta izin pendakian kepada pihak yang berwenang. Apabila terjadi musibah akan memudahkan mendapat pertolongan dan identifikasi. Bila mungkin pendaki memakai kalung identitas yang terbuat dari logam.
  2. Lampu senter dan beberapa baterai cadangan (usahakan membawa 2 senter dan tidak disarankan menggunakan senter LED), pisau lipat serbaguna; korek api gas dan lilin; kresek besar dan kecil secukupnya, tisu, jam tangan jika ada.

  3. Peralatan Pertolongan Pertama minimal antara lain obat nyeri (paracetamol/sejenis), obat maag, obat diare, balsem/sejenis, revanol, obat merah/betadine, kapas dan kasa steril, tissue, plester luka/tensoplas/hypafix, minyak gosok/minyak kayu putih/sejenis, koyo cabe.
  4. Tenda dum/ponco untuk ngekem/bivoac, beberapa paku besar, beberapa gulung rafia, kompas.
                              
  5. Peralatan survival antara lain jarum jahit dan benang, silet/cutter kecil, gunting, karet gelang, cermin kecil dan atau peluit untuk SOS, peniti.
  6. Kompor gas tabung/kompor parafin beserta bahan bakarnya, nesting/panci masak tentara, piring plastik dan sendok, cangkir.
                          
  • Pakaian
  1. Kaos/T-shirt (minim 2, 1 dipakai dan 1 cadangan) dan/atau jaket yang mudah menyerap keringat (untuk dipakai ngetrek jika dingin, kadang tidak perlu ada), pakaian dalam (minim 2, 1 dipakai dan 1 cadangan), celana panjang (minim 2, 1 dipakai dan 1 cadangan), 1 celana pendek, kain sarung(kalau mau), jaket yang mampu menahan panas tetap didalam, peralatan sholat, jaket anti angin dan/atau jaket anti air.
                                  
  2. Celana jeans tidak dipakai ketika ngetrek karena akan menyerap udara dingin dan akan menjadi kaku serta berat jika basah. Sebaiknya menggunakan celana kargo/celana bahan yang tebal/celana model tentara yang memiliki banyak kantong.
                                                  
  3. Sepatu/sandal gunung disarankan, jika tidak ada gunakan sepatu/sandal yang memiliki kontur pada bagian yang berinteraksi dengan tanah untuk memudahkan pijakan dan mencegah terpeleset; Kaos kaki dan cadangannya; sarung tangan yang tebal, kerpus/topi kupluk “ninja” dan atau bandana.
                             
  4. Sleeping bag dan matras (minimal salah 1 ada tapi yang lebih utama adalah sleeping bag ada); ponco/jas hujan kelelawar.
                                             
  • Makanan dan minuman
  1. Logistik yang biasa dibawa oleh pendaki adalah air minum dalam botol, mie kering, roti/biskuit, minuman serbuk, madu, garam dapur, gula pasir dan gula aren/kelapa, abon/kornet/dendeng, susu.
  2. Usahakan membawa makanan yang bisa langsung dimakan. Jika ada yang perlu dimasak hendaknya tidak memerlukan waktu yang lama dan air yang banyak. Jangan membawa makanan yang cepat basi, sebaiknya makanan yang dibawa adalah makanan yang berkalori tinggi.
  3. Air minum untuk perorangan selama 24 jam ± 2 L (perkiraan kasar), jadi sesuaikan jumlah air yang akan dibawa dalam pendakian.
  4. Logistik yang dibawa disesuaikan dengan lamanya pendakian dan dianjurkan melebihi perbekalan untuk ½ atau 1 hari untuk kondisi worst case scenario. Contoh jika pendakian dilakukan ± 48 jam maka logistik yang dibawa adalah untuk ± 60 atau 72 jam.
  5. Jangan minum minuman beralkohol.

B.   PENDAKIAN

1.      Ketahanan mental, percaya diri, disiplin dan kosentrasi

Jalur pendakian bukan jalan raya bebas hambatan, tetapi merupakan jalan setapak dengan kondisi bervariasi dan terkadang membingungkan. Untuk mengantisipasi kondisi yang melelahkan, menakutkan, menegangkan, menyiksa, dan membahayakan tentu saja harus dihadapi dengan mental yang tangguh, tekad yang kuat, semangat tinggi, percaya diri, disiplin, kosentrasi dan tidak lupa untuk selalu berdoa memohon perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Usahakan jangan banyak mengeluh dan banyak bertanya jauh dekatnya lokasi selama ngetrek karena dapat menurunkan semangat dan menimbulkan rasa putus asa serta tidak percaya diri terutama bagi pendaki wanita dan pemula atau pendaki yang baru pertama kali mendaki gunung tersebut.

2.      Memelihara kekompakan

Rasa kebersamaan dan kekompakan sesama pendaki dalam pendakian mutlak diperlukan. Toleransi dan keakraban tidak terbatas  dengan sesama teman 1 tim / rombongan sendiri tapi juga dengan para pendaki di luar rombongan. Solidaritas perlu diciptakan karena berada dalam kawasan alam bebas dan rawan bahaya sehingga sama – sama mungkin akan menghadapi masalah yang tidak jauh beda seperti sakit,kurang logistik, kecelakaan, dan kematian.

3.      Berjalan dan langkah kaki

Bila melakukan pendakian rombongan, rombongan yang ideal adalah 7 – 10 orang dengan ketentuan 2 orang minimal berpengalaman dan mengetahui medan (disarankan 3 orang, dengan formasi depan tengah belakang), 1 orang sebagai pimpinan, 1 orang sebagai center dan 1 lagi sebagai penyapu. Pendaki wanita jangan berada pada bagian akhir barisan, sebaiknya yang berada di akhir barisan adalah pria yang memiliki stamina paling kuat. Pada jalur sempit atau dipunggung jurang harus ekstra hati – hati, langkah diperlambat, mengatur jarak, tidak saling mendahului. Kosentrasi harus terpusat pada arah jalur dan kondisi sekitar medan terutama dalam pendakian malam hari.
Untuk mengatur kondisi fisik dari kelelahan selama ngetrek sebaiknya setiap 1 jam ngetrek, berhenti untuk istirahat tidak lebih dari 10 menit. Pada saat istirahat dapat dimanfaatkan untuk menambah kalori dengan makanan ringan dan minum air sehemat mungkin. Irama langkah kaki selama pendakian disesuaikan dengan kebiasaan sendiri dan jangan memaksakan diri mengikuti langkah teman. Berjalanlah dengan perasaan senang dan optimis. Tujuan utama akan sampai puncak dan kembali turun dengan sehat dan selamat.

4.      Membawa beban dalam ransel / carrier

Untuk menjaga keseimbangan dan memusatkan titik berat di kedua belah pundak, sebaiknya titik berat beban jatuh di bagian atas punggung dengan cara bagian ransel / carrier yang lekat ke punggung didalamnya diisi barang yang keras (pakaian cadangan, sleeping bag) agar tidak melukai, minimal merasakan sakit dibagian punggung. Barang – barang ringan seperti makanan kering dan sejenisnya diletakkan pada bagian bawah. Barang – barang berat serta keras (mesting, kompor, bahan bakar dan sejenisnya) disimpan dibagian atas. Di bagian atas sebelah luar tempat meletakkan gulungan matras, ponco. Minuman kemasan botol plastik bisa juga disimpan dalam gulungan matras. Obat – obatan P3K, tisu, senter, makanan kecil, gula aren / kelapa untuk dimakan selama dalam pendakian disimpan dalam kantong ransel bagian luar agar mudah diambilnya.

5.      Waktu pendakian

Pendakian bisa dilakukan pada siang hari atau malam hari. Bagi pendaki pemula sebaiknya melakukan pendakian pada pagi hari atau bila malam hari bisa bergabung dengan pendaki lain yang sudah berpengalaman. Bila terjadi kabut tebal, hujan deras, maupun badai sebaiknya menunda pendakian atau membatalkannya. Selama ngetrek malam hari jagalah selalu kewaspadaaan dan konsentrasi pada jalur dan kondisi medan sekitar karena jika tidak kemungkinan akan fatal.


C.   TERSESAT

1.      Tersesat dan mengatasinya

Selama pendakian ada baiknya memperhatikan keaadaan alam sekitar yang bisa dijadikan tanda yang tidak mudah dilupakan dan bisa digunakan jika tersesat. Jangan mengikuti arah suara musik dangdut, suara adzan, suara deru motor atau melihat cahaya lampu yang jaraknya seolah – olah tidak begitu jauh apalagi dimalam hari. Perjalanan yang menyesatkan bisa juga karena mengikuti aliran sungai. Bila menyadari telah salah jalur atau tersesat, yang pertama harus dilakukan adalah tidak panik.

2.      STOP dan SOS
  • STOP
S = stop / seating
Berhenti dan beristirahat dengan santai untuk menghilangkan kepanikan.
T = thinking
Berpikir secara jernih tentang situasi yang dihadapi dan mengingat – ingat tanda – tanda yang telah dilewati dan belum dilewati.
O = observation
Melakukan pengamatan medan disekitar, kemudian mnentukan arah dan tanda yang dapat dimanfaatkan, cek logistik.
P = planning
Buat rencana dan pikirkan konsekuensinya bila sudah memutuskan sesuatu yang akan dilakukan.
  • SOS
Meminta pertolongan dari jarak jauh dalam keadaan bahaya atau tersesat dapat dilakukan dengan isyarat morse dari peluit, cermin, kepulan asap, cahaya senter). Kodenya … --- … (. adalah pendek dan - adalah panjang)


D.   KONDISI ALAM

1.      Pengaruh udara dingin dan panas

Ada 2 kondisi alam yang sering menyerang pendaki yaitu kondisi udara dingin (hypothermia) dan kondisi udara panas (dehydrasi).
  • Udara dingin yang menyerang tubuh disebabkan suhu udara yang rendah. Kedinginan pada tubuh dikarenakan kecepatan metabolisme yang tidak dapat mengimbangi suhu rendah. Pendaki yang kondisi fisiknya lemah akan mudah terserang hypothermia apalagi bila perutnya kosong dan jika parah bisa mengalami kejang perut dan bisa mengakibatkan kematian. Oleh karena itu, dalam udara dingin harus banyak makan dan minum air hangat. Menggigil akan banyak membuang – buang kalori. Hindari berlama – lama beristirahat karena menambah rasa dingin, malas, mengantuk.
  • suhu udara yang rendah disertai angin kencang dan hujan lebat akan membawa bencana jika tidak dihindari.
  • Bibir dan ujung hidung bisa pecah – pecah / bersisik akibat pengaruh udara dingin.
  • Ciri – ciri yang tampak seketika bila seseorang terserang udara dingin (hypothermia), antara lain :
             Posisi tubuh cenderung ingin dilengkungkan
             Badan menggigil, terkadan terasa lonjakan di ulu hati
             Bibir pecah – pecah, ujung jari dan daun telinga dingin dan membiru
             Bila berbicara nadanya tidak beraturan, gigi gemeletuk
  • Timbulnya kelelahan yang berlebihan akibat serangan udara dingin pada umumnya dikarenakan penurunan kadar gula dalam darah dan temperatur badan secara drastis. Fugsi otak akan terganggu, bila suhu tubuh dibawah 35ÂșC. Dalam kondisi seperti ini, cadangan glikogen intramuskuler (didalam otot), akan habis karena :
             Menahan tiupan angin kencang
             Metabolisme yang meningkat untuk mempertahankan temperatur tubuh
             Terlalu memacu langkah kaki dengan irama cepat
  • Tanda – tanda yang dapat dirasakan akibat penurunan kadar glikogen otot adalah:
             Langkah irama kaki melemah
             Tidak beraturan dan sering tersandung – sandung
             Kejang otot kaki

Bila terjadi kondisi seperti ini, segeralah korban diberikan pertolongan dengan makanan dan minuman yang panas dan manis. Istirahat di lokasi yang terhindar dari tiupan angin. Ganti pakaiannya yang basah. Korban harus selalu didampingi karena pikirannya sudah agak kacau Apabila tidak segera mendapat pertolongan dikhawatirkan korban akan mengalami paradoxical of warmth, seolah –olah sekujur tubuhnya menjadi kepanasan sehingga korban akan menanggalkan pakaiannya dan telanjang bulat. Pikiran korban sudah kacau, timbul rasa ketakutan, mudah tersinggung, putus asa, dan tidak tahu arah tujuan.
  • Kondisi udara panas akan menyebabkan hilangnya cairan dalam tubuh sehingga timbul dehydrasi. Dehydrasi bisa mengakibatkan kebutaan dan collaps. Gejala ini didahului oleh tanda – tanda kehausan yang terus – menerus, tenggorokan kering dan kulit lama – kelamaan menjadi keriput. Pertolongan pertama untuk mengantisipasinya adalah dengan memberikan minuman air bersih atau air yang dicampur sedikit garam
  • penguapan keringat dapat terjadi meski ditempat dingin, bila melakukan aktivitas fisik yang keras dan mengenakan pakaian yang berlebihan. Kenakan pakaian yang daya isolasinya disesuaikan dengan suhu udara. Bila pakaian basah karena keringat, maka fungsi isolasinya akan berkurang bahkan hilang.

2.      Penyakit ketinggian

Gejala – gejala yang timbul adalah lelah, jantung berdebar, kepala pusing, ingin muntah, sesak napas dan pingsan. Bila seorang pendaki batuk – batuk sampai menimbulkan suara dari tenggorokannya, dan muntah – muntah berlendir hingga susah bernapas, segeralah korban dibawa ke lokasi yang lebih rendah. Bahkan jika memungkinkan bawalah korban sampai ke lembah sebelum fatal.

3.      Penurunan kondisi fisik

Pada korban yang terluka, kondisi fisiknya akan menurun sekitar 80% dalam jangka waktu 24 jam. Sedangkan bagi korban yang tidak terluka, penurunan kondisi fisiknya akan terjadi pada hari ketiga. Kematian akan terjadi jika korban :
  • Selama 3 menit tidak mendapat oksigen
  • Selama 3 jam mengalami kasus hypothermia dan pendarahan hebat
  • Selama 3 hari tanpa air minum bagi yang mengalami kasus dehydrasi
  • Selama 3 minggu tanpa makanan berarti bagi tubuh
Dalam kasus – kasus tersebut teman korban harus mengambil keputusan untuk bertindak agar jangan sampai kondisi korban fatal.

4.      Indikasi cuaca

Bila pada pagi hari angin bertiup dari puncak ke lembah atau sebaliknya pertanda kondisi cuaca bagus. Namun bila tidak ada angina tau pada pagi hari berhembus angin panas indikasi cuaca buruk. Bila waktu pagi ada kabut pertanda cuaca baik. Cuaca akan cerah juga bila sore hari awan menghilang dan tidak ada angin.


E.   HAL – HAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENDAKI

1.      P3K
  • Sangat bermanfaat jika pendakian membawa obat – obatan dan P3K minimal untuk diri sendiri.
  • Bila kecelakaan atau sakit dianggap serius / fatal, hendaknya segera minta bantuan kepada pihak berwenang. Oleh karena itu budaya lapor diri kepada pihak berwenang harus dilakukan.

2.      Air minum dalam keadaan darurat
  • Air hujan
Bisa digunakan tetapi harus disaring dahulu sebelum dimasak kecuali bila hujan turun airnya bisa langsung dimasak
  • Rotan
Rotan adalah liana yang mengandung air. Potong dan teteskan ke mulut (jumlahnya sedikit sekali)
  • Embun
Air embun terdapat pada daun diteteskan kedalam mulut (jumlahnya sedikit sekali)
  • Lumut
Lumut yang lembab mengandung air. Ambil dan peras kedalam wadah sambil disaring. (jumlahnya sedikit)
  • Pohon pisang
Tebang pohon pisang. Tinggalkan kira – kira 20cm dari tanah. Lubangi tengahnya maka air akan terkumpul dalam lubang setelah beberapa saat. Airnya lalu disaring dan dimasak (jumlahnya sedikit)
  • Bambu
Air dapat diambil dari ruas bambu muda. Airnya lalu disaring dan dimasak (jumlahnya sedikit)

3.      Tumbuhan yang bisa dimakan

Cara mengenali daun yang bisa dimakan adalah:
  • Ambil secuil daun. Jika tidak mengeluarkan getah, gosok – gosokkan ke punggung tangan. Tunggu 20 menit.
  • Jika tidak terasa gatal atau terlihat merah bernanah atau terasa panas perih di kulit maka ambil secuil lagi letakkan diujung lidah tapi jangan ditelan. Tunggu 20 menit
  • Jika tidak terasa gatal berarti bisa dimakan setelah dicuci dan dimasak
Segala jenis daun dan buah yang dimakan monyet pada umumnya bisa dimakan oleh manusia.