Selasa, 13 Desember 2011

PERJALANAN SEORANG GADIS MANIS

gadis kecil manis tumbuh besar seiring waktu
menjadi seorang wanita muda yang menawan
elok rupanya, baik fisiknya, dan bersih hatinya.

dia melangkah menjalani kehidupan ini
terkadang dia tertawa ataupun menangis
terkadang dia curahkan ataupun dipendam.

seperti manusia yang lain, dia juga pernah salah
tapi ketulusan tak pernah hilang dari sikapnya
kehalusan dan kelembutannya tak pernah pudar.

sering dia membagi tawa dan tangisnya
sering kusempatkan mendengar kisahnya
sering pula dia memaksaku tuk berbagi.

semuanya itu mengalir seiring waktu hingga akhirnya berhenti
seperti halnya semua yang hidup pasti mati dan kembali
dia pun juga demikian sebagai makhlukNya tak terkecuali.

perjalanan dia di bumiNya telah berakhir saat itu
meninggalkan tangisan pilu bagi yang mengenalnya
merasa kehilangan sosoknya yang lembut dan tulus.

tapi air mata kesedihan tak boleh terus mengalir
karena dia berangkat dengan tersenyum manis
senyuman yang mampu mendamaikan hati.

Allahummagfir laha warhamha wa'aafii wa'fu 'anha.

Yaa ayyatuhannafsul muthmainnah,
irji'ii ilaa Rabbiki raadhiyatan mardhiyah,
wadkhulii fii 'ibaadii wadkhulii jannatii.

Wahai jiwa yang tenang,
kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridlaiNya,
maka masuklah ke dalam jamaah hamba - hambaKu dan masuklah ke dalam surgaKu.

Dipersembahkan untuk seorang gadis manis nan halus hatinya karena telah menjadi anugerah teramat indah bagi hidupku.
Almarhumah Sheila Setia Pratiwi (5 Juni 1990 - 12 Desember 2009)

Sabtu, 03 Desember 2011

FOR YOU by AZU

Here are the answer of the path 
you chose up to now.
Now, be confident and go.
Isn't it so natural?
Just like how after the rain, 
the rainbow seems to sit on the asphalt.

Lonely because the wind blew.
A feeling that I realized,
that even though the answer is nowhere.
Call me, I already knew.
With you, we will always
love each other.

For you.
Because I'm sure that one day,
you will fly up to this sky.
Even if you fall so many times.
For you.
There's just one important thing, 
that we must to keep on dreaming.
So please don't close off your heart
.

Even though you were hurt,
you held back your tears and endured it.
Since I came, to see you clearly.
You don't have to tell me anything.
I already know, that you always try hard.

Runaway if you're lost,
try it again many times.
Since it's possible to redo it many times.
I'm here next to you believing,
so don't be afraid to trusting each other
. 

For you.
Because I'm sure that one day,
you will fly up to this sky.
Even if you get hurt many times.
For you.
There's just one important thing, 
that we must to keep on dreaming.
So
please don't move your eyes away.

I applaud your courage.
I'm talking about the treasure that is irreplaceable.
Now spread your hands and fly high.

For you.
Because I'm sure that one day,
you will fly up to this sky.
Even if you get hurt many times.
For you.
There's just one important thing, 
that we must to keep on dreaming.
So please don't close off your heart.

dipersembahkan untuk sahabat - sahabatku yang sedang bersedih agar mampu bangkit

Kamis, 24 November 2011

ADAB-ADAB PERSAHABATAN


Rasulullah saw. bersabda, “Manusia itu mengikuti kebiasaan temannya, maka hendaklah seseorang melihat dengan siapa ia berteman.”


Teman itu ada tiga macam jika kamu mengetahui sifat – sifat mereka dengan benar. Yaitu teman untuk akhiratmu. Maka perhatikanlah agamanya. Teman untuk duniamu. Maka perhatikanlah akhlak yang baik dan keadaan yang menyebabkan kebaikan. Dan teman untuk menghibur hatimu. Maka perhatikanlah padanya keselamatan dari kejahatan dan cobaan darinya.


Teman itu ibarat pohon. Ada yang memiliki buah dan daun yang lebat, ada yang hanya memiliki buah saja, ada yang hanya punya daun yang lebat, ada yang tidak memiliki keduanya. Teman yang memiliki buah dan daun yang lebat sama dengan kawan yang memiliki kebaikan untuk akhirat dan duniamu. Sedangkan yang hanya memiliki buah adalah yang hanya memiliki kebaikan untuk akhiratmu. Lalu yang memiliki daun yang lebat saja hanya memiliki kebaikan untuk duniamu saja. Terakhir adalah yang tidak memiliki keduanya maka itu hanyalah teman untuk menghiburmu.


Rasulullah saw. bersabda : "perumpamaan dua orang sahabat adalah seperti dua tangan, yang satu membasuh yang lain."


Persahabatan menjadi sempurna bila saling membantu dalam satu tujuan. Keduanya dari satu sisi akan tampak seperti satu orang karena keselarasannya. Ini menuntut kebersamaan dalam keadaan suka dan duka, kebersamaan dalam menghadapi masa akan dating maupun masa sekarang.


Suatu ketika Rasulullah saw. memasuki hutan kemudian mengambil dua ranting, yang satu bengkok dan yang lain lurus. Menurut riwayat Rasulullah saw. disertai seorang sahabatnya. Kemudian beliau saw. memberikan yang lurus kepada sahabatnya dan memegang yang bengkok. Maka sahabatnyapun berkata, ” ya Rasulullah, engkau lebih berhak memegang yang lurus daripada aku.” Kemudian Rasulullah saw. berkata, “ Tidaklah seseorang menemani sahabatnya walau sesaat, melainkan ia ditanya tentang persahabatannya kelak di akhirat, apakah ia menegakkan hak dalam persahabatan itu atau menyia – nyiakannya.”


Rasulullah saw. bersabda, “tidaklah dua orang bersahabat, melainkan yang paling dicintai Allah swt. adalah orang yang paling lemah lembut terhadap sahabatnya.”


Adab – adab dalam persahabatan:
  1. Mengutamakan sahabatnya jika tahu sahabatnya membutuhkan bantuan. Tingkatan dalam mengutamakan sahabatnya ada tiga tingkatan. Paling rendah adalah menempatkan sahabatmu dalam tingkat kebutuhan seorang pelayan atau hamba sehingga engkau masih lebih mementingkan diri sendiri. Tingkatan kedua adalah menempatkan sahabatmu dalam tingkat kebutuhanmu atau dengan kata lain setara kebutuhannya dengan kebutuhanmu. Sedangkan tingkat tertinggi adalah engkau mengutamakan sahabatmu diatas dirimu sendiri. Tingkatan ini adalah puncak tingkatan orang – orang yang saling mengasihi.
  2. Menyimpan rahasia yang disampaikan sahabatmu kepadamu dan tidak menyampaikannya kepada orang lain sama sekali meski hubungan persaudaraan tersebut telah terputus.
  3. Menyampaikan sesuatu yang menyenangkan berupa pujian orang kepadanya. Dan menyembunyikan ejekan orang kepadanya kecuali jika ejekan itu berupa kritik yang membangun dirinya sehingga hilang penghalang untuk tetap menyembunyikannya. Ketika itu tak perlu peduli dia tidak menyukaimu karena kritik adalah untuk kebaikannya juga.
  4. Hendaklah memanggil sahabatnya dengan panggilan yang baik dan memujinya dengan kebaikannya yang kamu ketahui tanpa dibumbui dengan dusta dan berlebihan. Hendaklah berterima kasih kepadanya atas kebaikannya kepadamu meskipun itu kecil meski itu masih dalam bentuk niat saja dan tidak terlaksana.
  5. Hendaklah membela sahabatnya bila ada yang menyinggung kehormatannya sebagaimana kamu membela dirimu sendiri. Karena hak persahabatan adalah berusaha keras melindungi dan membela sahabatnya. Hendaklah menasehati sahabatnya dengan lemah lembut dan tersamar serta tidak diketahui orang lain jika perlu menasehatinya.
  6. Hendaklah kamu memaafkannya saat dia melakukan kesalahan kepadamu dan tidak memenuhi hak persahabatan meski dia sanggup. Jangan menegurnya dengan kebencian. Lebih baik bagimu untuk memaafkan dan tetap menanggung haknya sebagai sahabat.
  7. Mendoakannya saat engkau sendirian saat dia masih hidup maupun sudah meninggal dengan doa yang baik sebagaimana engkau mendoakan dirimu sendiri. Jangan engkau bedakan antara dirimu dan dia karena doamu baginya sama dengan doamu kepada dirimu sendiri. Rasulullah saw. bersabda, “ Apabila seseorang berdoa bagi sahabatnya dalam keadaan sendirian, maka malaikat disisimu berkata, Dan bagimu semoga juga seperti itu.” Dalam riwayat lain Rasulullah saw. bersabda, “ Dan doa seseorang kepada sahabatnya di kala sendirian tidak ditolak hampir seperti doa orang tua kepada anaknya.”
  8. Tetap mengasihinya sampai mati. Jika dia terlebih dulu mati maka kasihilah anak – anaknya dan para kerabatnya. Karena kasih saying adalah untuk akhirat. Maka jika terputus sesudah kematiannya maka sia – sia sajalah amal usahanya.
  9. Hendaklah kamu berusaha meringankannya dan tidak membebaninya dengan sesuatu yang memberatkannya. Tampakkan kegembiraan atas kegembiraannya dan tampakkan kesedihan atas kesedihannya serta bersikaplah secara tulus. Barangsiapa tidak ikhlas dalam persahabatan maka ia adalah munafik. Bila batinmu menyembunyikan kedengkian dan dendam maka pemutusan hubungan lebih baik bagimu. Karena teguran yang nyata lebih baik daripada dendam yang tersembunyi.
  10. Diam ketika sahabatnya berbicara hingga dia menyelesaikannya serta mendengarkan dengan seksama. Memenuhi undangannya jika dia mengundangmu. Menjenguknya jika dia sedang sakit walau hanya sekali. Menghadiri jenazah keluarganya jika ada yang meninggal diantara keluarganya. Menghadiri jenazahnya jika dia meninggal dunia.
Hak persaudaraan itu berat, tidak ada yang sanggup memenuhi semuanya kecuali orang yang bijaksana. Tidaklah diragukan banyak pahalanya dari menjalankan hak persahabatan.


Lihatlah orang yang mulia apabila putus hubungan persahabatannya
Dia menyembunyikan keburukan dan menampakkan kebaikan sahabatnya
Dan lihatlah orang yang hina ketika dipenuhi kebutuhannya
Dia akan menyembunyikan kebaikan dan menampakkan keburukan dari sahabatnya.


Bab Ketiga "Adab Pergaulan" : adab bergaul dengan sahabat
Terjemah buku "MAROQIL 'UBUDIYAH, Syarah Bidayah Al-Hidayah"
by Muhammad Nawawi Al-Jawi

Minggu, 16 Oktober 2011

ADAB BERGAUL DENGAN AL-KHALIQ AZZA WA JALLA


Ketahuilah bahwa seseorang tidak akan pernah berpisah dengan Tuhannya baik dalam perjalanan, di waktu tidur dan jaga, bahkan di masa hidup dan matinya di dunia ini. Dia adalah Tuan, Pemimpin dan Penciptanya, dimanapun engkau mengingat-Nya dengan lisan atau hatimu, maka Dia adalah teman dudukmu. Dalam hadis Qudsi Allah swt. berfirman : "Aku adalah teman duduk orang yang menyebut-Ku."

Allah swt. berfirman: "Hai hamba-Ku, Aku tergantung pada sangkaanmu kepada-Ku dan Aku menyertaimu dengan taufik atau Aku menyertaimu dengan pengetahuan-Ku ketika engkau menyebut-Ku sehingga Aku mendengar apa yang engkau katakan dan mengabulkan doamu."

Ini dan semacamnya adalah mengenai dzikir dalam keadaan sadar, bukan dalam keadaan lalai.

Allah swt. berfirman : "Hai anak Adam, jika engkau menyebut-Ku dalam keadaan sendiri, maka Aku menyebutmu dalam keadaan sendirian. Jika engkau menyebut-Ku dalam suatu majelis, maka Aku menyebutmu dalam majelis yang lebih baik darinya. Jika engkau mendekati-Ku sehasta, maka Aku mendekat darimu sedepa. Dan jika engkau mendatangi Aku dengan berjalan, maka Aku mendatangimu dengan berlari."

Artinya ialah jika engkau menyebut Allah dengan diam – diam secara ikhlas dan menjauhi riya', maka Allah segera memberimu pahala sesuai amalmu. Jika engkau menyebut Allah dalam sekelompok orang untuk membanggakan dan mengagungkan-Nya diantara para makhluk-Nya, maka Allah akan menyebutmu di antara para malaikat yang didekatkan dan arwah para rasul untuk membanggakanmu dan mengagungkan derajatmu. Dan jika engkau mendekat kepada Allah dengan ijtihad dan ikhlas dalam mentaati-Nya, maka Allah mendekatkanmu dengan hidayah dan taufik. Jika engkau menambah, maka Allah pun menambah ganjarannya.

Demikian disebutkan oleh Al-Azizi. bilamana patah hatimu dan sedih atas kecerobohanmu mengenai hak agamamu, maka Dia adalah temanmu dan pendampingmu. Karena Allah berfirman dalam hadis Qudsi : "Aku menyertai orang – orang yang patah hatinya demi Aku."

Yakni Allah bersama orang – orang yang khusyu' dengan taufik karena kecerobohan dalam melakukan ketaatan dan melakukan maksiat. Andaikata engkau mengenal Allah dengan sebenarnya, niscaya engkau menjadikan-Nya sebagai teman dan mengesampingkan orang – orang.

seorang penyair berkata dari Bahrul Basiith :
Segala sesuatu yang engkau tinggalkan
tentu ada gantinya
tetapi jika engkau tinggalkan Allah
maka tidak ada gantinya.

Jika engkau tidak bisa melakukan itu dalam seluruh waktumu, maka janganlah engkau kosongkan malam dan siangmu dari suatu waktu dimana engkau menyendiri bermunajat kepada Allah. Hendaklah engkau pelajari adab – adab berteman dengan Allah swt.

Adab bergaul dengan Allah ada 14 :
  1. Menundukkan kepala dan merendahkan pandangan.
  2. Memusatkan perhatian kepada Allah.
  3. Memperbanyak diam disertai dzikrullah.
    Hal ini sesuai dengan sabda Nabi saw. : "Hendaklah engkau perbanyak diam, karena hal itu bisa mengusir setan." 
  4. Menenangkan anggota badan dari gerakan yang sia – sia. Karena pada waktu itu dituntut khusyu', tunduk dan kehadiran hati bersama Allah swt.
  5. Segera mematuhi perintah.
  6. Menjauhi larangan.
  7. Sedikit menyanggah takdir.
    Nabi saw. bersabda : "Sembahlah Allah dengan keridhaan. Jika engkau tidak mampu, maka terdapat kebaikan yang banyak dalam kesabaran atas apa yang tidak engkau sukai.”
    Allah swt. berfirman : "Aku adalah Allah, tiada Tuhan selain Aku. Maka siapa yang tidak sabar atas cobaan-Ku dan tidak mensyukuri nikmat-Ku serta tidak menerima keputusan-Ku, biarlah ia mencari Tuhan selain Aku."
    Abu Ali Ad-Daqqaq rahimahullah berkata : "Bukanlah keridhaan itu bila seseorang tidak merasakan cobaan, tetapi keridhaan itu adalah bila ia tidak menyanggah hukum dan keputusan Allah."
    Diceritakan dari Asy-Syeikh Afifuddin Az-Zahid bahwa ketia berada di mesir ia mendengar tentang penyerbuan suku Tartar ke Baghdad. Maka ia pun tidak bisa menerimanya dan berkata : "Ya Robb, bagaimana terjadi kehancuran ini sedang di antara mereka terdapat anak - anak dan orang – orang tak berdosa?" Kemudian ia bermimpi melihat seorang lelaki yang tangannya terdapat sebuah kitab bertuliskan dua bait syair :
    Tinggalkan sanggahan itu, karena kejadian itu bukan urusanmu
    dan jangan menghakimi tentang gerakan – gerakan falak.

    Janganlah engkau tanyakan kepada Allah tentang perbuatan-Nya

    barang siapa memasuki gelombang laut, ia pun binasa.
     
  8. Senantiasa berdzikir, yakni dengan lisan dan hati.
  9. Selalu memikirkan tentang nikmat Allah dan keagungan-Nya.
  10. Mengutamakan kebenaran di atas kebatilan.
  11. Tidak mengandalkan manusia dalam segala keperluan, baik di waktu bepergian maupun di dalam kota.Karena manusia tidak bisa memberikan manfaat dan tidak menimbulkan bencana (tanpa kehendak Allah).
  12. Tunduk disertai rasa takut kepada Allah swt.
  13. Bersedih disertai rasa malu kepada Allah swt. Atas kecerobohan dalam ibadah.
  14. Tidak mengandalkan siasat dalam mencari penghasilan karena percaya pada jaminan Allah swt.
    Allah swt. Berfirman : “Dan tidak ada suatu binatang melata (yakni makhluk bernyawa) pun di bumi, melainkan Allah yang member rezekinya.”
    Dan bersandar pada karunia Allah karena mengetahui pilihan Allah yang baik. Semua adab ini patut menjadi peganganmu dalam seluruh malam dan siangmu. Karena adab – adab ini adalah adab – adab berteman dengan Allah swt. Yang tidak meninggalkanmu dalam seluruh waktumu sementara manusia seluruhnya meninggalkanmu.
    Allah swt. Berfirman : “Dan Dia selama bersama kamu dimana pun kamu berada.”
Bab Ketiga "Adab Pergaulan" : adab bergaul dengan Al-Khaliq Azza Wa Jalla
Terjemah buku "MAROQIL 'UBUDIYAH, Syarah Bidayah Al-Hidayah"
by Muhammad Nawawi Al-Jawi